Bank Dunia dalam laporan teranyarnya yang bertajuk Global
Economic Prospecta memprediksi akan terjadi penguatan perekonomian global
secara moderat pada tahun 2017.
Perbaikan ekonomi global akan dipengaruhi perbaikan di
negara-negara berkembang atau emerging
markets.
Mengutip BBC,
Rabu (11/1/2017), Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada
tahun ini mencapai 2,7 persen.
Pertumbuhan ini, menurut Bank Dunia, muncul setelah apa
yang disebut demgam pelemahan pasca krisis pada tahun 2016.
Bank Dunia pun menyatakan ada peningkatan ketidakpastian
setelah pemilihan presiden di AS.
Di samping itu, Bank Dunia juga melihat kegiatan
investasi pada tahun 2017 masih akan lesu dan ada pelemahan lebih lanjut pada
perdagangan global.
Untuk negara-negara berkembang dan emerging markets, kenaikan
suku bunga acuan di AS dan penguatan nilai tukar dollar AS mendorong terjadinya pengetatan
persyaratan pembiayaan.
Artinya, kredit akan lebih mahal atau lebih susah untuk
diperoleh. Meskipun demikian, Bank Dunia mengekspektasikan pertumbuhan di
negara-negara tersebut akan terakselerasi, karena harga komoditas yang naik,
seperti minyak dan produk tambang.
Para ekonom Bank Dunia juga memproyeksikan tren penurunan
aktivitas di dua negara berkembang besar, yakni Brasil dan Rusia, akan segera
berakhir.
Untuk negara-negara maju, Bank Dunia memprediksi
pelemahan pertumbuhan ekonomi terus berlanjut.
Meskipun diprediksi lebih baik dibandingkan tahun 2016,
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju mencapai 1,8
persen.
Bank Dunia menilai beberapa ketidakpastian terkait kebijakan
pemerintah masih akan berpotensi memberi dampak signifikan terhadap
perekonomian global.
Ketidakpastian itu antara lain referendum di Inggris
terkait keluarnya dari Uni Eropa dan kemenangan Donald Trump dalam pilpres AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar