Jumat, 04 November 2016

Bank Dunia Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,5 Persen di 2018

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia dalam laporan terbarunya menyatakan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang Asia Timur termasuk Indonesia dan Pasifik akan tetap bertahan untuk jangka waktu tiga tahun ke depan.
Meskipun demikian, kawasan ini dinilai masih menghadapi berbagai risiko besar untuk tumbuh. Oleh sebab itu, Bank Dunia menyatakan sejumlah negara perlu mengambil langkah guna mengurangi kerentanan finansial dan fiskal.
Bank Dunia juga menyarankan agar negara-negara mengatasi rintangan terhadap pertumbuhan inklusif yang berkelanjutan, dengan memenuhi kesenjangan infrastruktur, mengurangi malnutrisi, dan memperkuat inklusi keuangan.
Dalam Laporan Perkembangan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik yang dirilis hari ini, Rabu (5/10/2016), Bank Dunia memprediksi secara keseluruhan ekonomi negara Asia Timur tumbuh 5,8 persen di 2016.
Adapun untuk 2017 sampai 2018, ekonomi Asia Timur diprediksi mencapai 5,7 persen.
Di Indonesia, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi akan naik secara stabil, yakni dari 4,8 persen di tahun 2015 menjadi 5,5 persen di 2018.
Hal ini tergantung ada atau tidaknya kenaikan investasi publik dan suksesnya perbaikan iklim investasi serta kenaikan penerimaan.
"Walaupun ada prospek yang menjanjikan, pertumbuhan di kawasan ini bergantung oleh berbagai risiko besar," kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty dalam video conference dari Washington DC, AS.
Shetty menjelaskan, pengetatan keuangan global, pertumbuhan global yang terus melambat, atau perlambatan di China yang datang lebih awal dari yang sudah diantisipasi akan menjadi cobaan bagi ketahanan ekonomi Asia Timur.
Ia menyatakan, penting bagi pembuat kebijakan untuk mengurangi ketidakseimbangan finansial dan fiskal yang telah terbangun di beberapa tahun terakhir ini.
Faktor China
Bank Dunia memperkirakan China akan terus melakukan transisi ke pertumbuhan yang lebih lambat namun berkelanjutan.
Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi China akan mencapai 6,7 persen pada 2016, 6,5 persen di 2017, dan 6,3 persen di 2018.
Di China, pertumbuhan akan melemah sejalan dengan perekonomiannya yang terus menuju sektor konsumsi, jasa, dan aktivitas dengan nilai tambah yang tinggi dan kelebihan kapasitas industri dikurangi.
Namun, pasar tenaga kerja yang lebih ketat akan terus mendukung pertumbuhan pendapatan dan konsumsi rumah tangga.

Penulis
: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor
: Aprillia Ika


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar