Kamis, 27 November 2014

Indonesia menambah 5 juta langganan mobile di kuartal ketiga 2014

Kemarin (18/11), perusahaan penyedia layanan dan teknologi komunikasi asal Swedia Ericsson menampilkan sebuah laporan tentang kondisi teknologi mobile di dunia. Laporan tersebut memperkirakan kenaikan jumlah langganan mobile yang cukup signifikan pada tahun 2020, yakni mencapai 9,5 miliar jumlah langganan mobile.
Selama kuartal ketiga tahun 2014, jumlah langganan mobile global mengalami penambahan sebanyak 110 juta. Penambahan tersebut membuat jumlah langganan mobile di seluruh dunia mencapai 6,9 miliar hingga kuartal ketiga tahun ini, naik 1,6 persen dari jumlah pada kuartal sebelumnya. Indonesia sendiri masuk dalam tiga besar negara yang memiliki jumlah peningkatan langganan mobile terbanyak, yakni 5 juta. Negara ini masih kalah dari China dan India yang masing-masing menduduki urutan pertama (18 juta) dan kedua (12 juta).
mobile global Peningkatan jumlah langganan mobile yang signifikan di Asia ini kemungkinan besar disebabkan karena semakin banyaknya pengguna yang beralih dari feature phone ke smartphone. Imigrasi tersebut merupakan akibat dari semakin banyaknya smartphone dan perangkat murah di kawasan ini.
Baca juga: 56 persen orang Indonesia berbelanja online menggunakan smartphone (INFOGRAFIS)
Menariknya, meskipun secara global jumlah langganan mobile mencapai 6,9 miliar, jumlah orang yang berlangganan hanya sebanyak 4,6 miliar. Menurut laporan ini, selisih tersebut disebabkan karena pelanggan memiliki lebih dari satu perangkat.

Penggunaan mobile data

Secara global, para pelanggan mobile ini menggunakan data hingga 3,2 EB (3,2 miliar GB) per bulan. Dalam hal trafik data ini, Asia Pasifik menjadi kawasan yang paling banyak menggunakan data yang hingga mencapai 1,3 EB (1,3 miliar GB) per bulan, hampir setengah dari konsumsi global.
mobile global data Lalu, untuk apa saja mobile data tersebut dihabiskan? Menurut laporan ini, 45 persen konsumsi mobile data digunakan untuk menonton video, 15 persen untuk media sosial, 10 persen untuk web browsing, 2 persen untuk audio, serta 28 persen sisanya untuk berbagai kegiatan lainnya seperti mendownload software dan lain sebagainya. Video memang menjadi konten yang populer sejauh ini, bahkan diperkirakan akan meningkat sebesar 55 persen pada tahun 2020. Peningkatan ini disebabkan karena konten video yang kini bisa diaplikasikan untuk berbagai hal seperti berita, iklan, media sosial, dan lain sebagainya. Selain itu, koneksi internet yang semakin bagus serta ketersediaan perangkat untuk mengakses video menjadi faktor yang menunjang peningkatan tersebut.

Melihat data di atas, tentunya startup dan entrepreneur tidak ingin melewatkan peluang yang besar dan terus bertumbuh di ranah mobile. Apalagi dengan penetrasi smartphone yang terus meningkat. Bahkan, pada tahun 2020 diperkirakan 90 persen penduduk dunia yang berumur di atas enam tahun akan memiliki mobile phone.
Ranah konten video juga menawarkan peluang yang menjanjikan, mengingat pada tahun 2020 nanti diperkirakan lebih dari setengah konsumsi mobile data dunia dihabiskan untuk video. Ditambah lagi, layanan 5G sudah akan diperkenalkan pada tahun 2020. Di Asia Pasifik sendiri, 40 persen pelanggan mobile diperkirakan sudah menggunakan 4G.

Anda bisa membaca laporan lengkap Mobility Report dari Ericsson di sini.
(Diedit oleh T. R. Husada)

Sumber : https://id.berita.yahoo.com/indonesia-menambah-5-juta-langganan-093339923.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar